Archive for 09/21/13
A.
Pendahuluan
SSH
adalah protocol jaringan yang memungkinkan pengguna untuk membuka
jendela akses pada computer local dan terhubung pada computer remote
atau server seolah-olah kita berada didepan server target. SSH
biasanya digunakan untuk login ke mesin remote dan mengeksekusi
perintah seperti kita menjalankan langsung computer tersebut.
B.
Tujuan
– Dapat
mengkonfigurasi SSH
– Dapat
mengkonfigurasi KeyGen
– Dapat
mengkonfigurasi Banner
C.
Alat dan Bahan
- laptop
- switch
- kabel utp dengan
konektor rj-45
D.
Langkah kerja
Apa sih SSH itu ?
Secure Shell atau SSH adalah protokol
jaringan yang memungkinkan pertukaran data melalui saluran aman antara
dua perangkat jaringan. Terutama banyak digunakan pada sistem berbasis Linux dan Unix untuk mengakses akun shell, SSH dirancang sebagai pengganti Telnet dan shell remote
tak aman lainnya, yang mengirim informasi, terutama kata sandi, dalam
bentuk teks sederhana yang membuatnya mudah untuk dicegat. Enkripsi yang
digunakan oleh SSH menyediakan kerahasiaan dan integritas data melalui
jaringan yang tidak aman seperti Internet.
- lakukan upgrade repository
- instalkan paket-aket software di Ubuntu software centre
- masuk ke terminal dan masuk super user (root)
- lalu install open SSH-Server dan open SSH-Client (apt-get install…)
- lakukan konfigurasi SSH (gedit /etc/ssh/sshd config)
(ubah port untuk SSH
server ke port 6969)
- setelah itu, lakukan konfigurasi banner (banner /etc/issue.net)
- konfigurasi SSH key (KeyGen)
- ketikan ssh-keygen –t dsa
- setelah itu, salin file id-dsa.pub ke remote host dan masukan ke ~/ssh/authorized-keys dan eksekusi . contoh : ssh-copy-id gumilar-9@172.16.16.19
- bila ingin memanipulasi PC orang lain seperti yang sudah dicontohkan lakukan konfigurasi username@remotehost , sesudah itu enter
- ketik yes, setelah itu tinggal kita pilih untuk manipulasi. Ketikan reboot untuk merestart dan poweroff untuk menshutdown atau mematikan tanpa menghidupkan kembali
E. Kesimpulan
Dalam praktek kali ini
kami dapat memahami apa itu SSH fungsi dan dapat mempraktekan dan
menimplementasikannya.
Definisi
Network Time
Protocol (NTP) merupakan
sebuah mekanisme atau protocol yang
digunakan untuk
melakukan sinkronisasi terhadap penunjuk waktu dalam sebuah sistem
computer dan jaringan. Proses sinkronisasi ini dilakukan di dalam
jalur komunikasi data yang biasanya menggunakan protokol komunikasi
TCP/IP. Sehingga proses ini sendiri dapat dilihat sebagai proses
komunikasi data biasa yang hanya melakukan pertukaran paket-paket
data saja.
Kegunaan
NTP digunakan sebagai
sistem menyamakan atau menyetarakan waktu antara satu operating
siystem dengan yang lain dalam hal ini client dengan server agar
waktunya sesuai atau sama. Walaupun pada dasarnya waktu tersebut
sering berbeda atau tidak sama beberapa menit, namun tidak lebih dari
5 menit.
Prinsip Kerja
NTP bekerja dengan menggunakan algoritma Marzullo dengan menggunakan
referensi skala waktu UTC. Sebuah jaringan NTP biasanya mendapatkan perhitungan
waktunya dari sumber waktu yang terpercaya seperti misalnya radio clock atau
atomic clock yang terhubung dengan sebuah time server. Komputer ini disebut
juga stratum 1. Kemudian jaringan NTP ini akan mendistribusikan perhitungan
waktu akurat ini ke dalam jaringan lain dengan protokol NTP yang disebut
stratum 2. Komputer dalam jaringan tersebut dapat menyinkronkan jaringan lain
yang disebut stratum 3, dan seterusnya sampai stratum 16.
Kemampuan
NTP memiliki kemampuan untuk menghindari proses sinkronisasi dengan sebuah
mesin yang dianggapnya tidak akan bisa akurat. Kemampuan tersebut didasari oleh
dua parameter penentu:
Perangkat NTP tidak akan melakukan sinkronisasi dengan sebuah mesin yang
tidak melakukan sinkronisasi waktu dirinya sendiri dengan perangkat manapun.
Karena dengan fakta tersebut, ada kemungkinan waktu yang dimilikinya tidak
akurat.
NTP akan melakukan proses komparasi terhadap beberapa perhitungan waktu dari beberapa server. Sebuah perangkat NTP yang memiliki pencatatan waktu yang paling berbeda dengan yang lainnya pasti akan dihindari oleh perangkat-perangkat lainnya, meskipun nilai stratumnya paling rendah daripada mesin yang lain.
Mengukur ketelitian NTP dengan Menghitung Estimasi Network Delay
3.1. Metode Mendeteksi State pada NTP
Untuk mendeteksi perbedaan waktu antara satu sisi dengan sisi lainnya, NTP
mengasumsikan bahwa incoming delay sama dengan outgoing delay.
Tapi sebenarnya, ketika congestion terjadi, kedua hal tersebut tidaklah
sama. Maka akan digunakan beberapa clocks untuk mengurangi kesalahan.
Paket-paket NTP akan saling bertukan antara server dan client dengan
interval waktu berkisar dari 1 sampai 12 menit untuk mengukur perbedaan waktu.
Paket-paket ini akan memberi tahu tentang incoming dan outgoing delay
jika clock-clock ini telah tersinkronisasi secara sempurna. Tapi ketika
hanya satu sisi dari NTP server dan client yang tersedia dan sisi
tersebut tidak dapat dibuktikan telah tersinkronisasi waktu (time
synchronized), kita tidak dapat mengukur incoming dan outgoing
delay secara tepat. Untuk menjaga kepresisian clock, dibutuhkan
mempersiapkan sisi (pair) sebanyak mungkin.
Dalam kasus ini, rute antara X dan Y telah dioverlap oleh rute dari X ke A
dan X ke C (gambar 7). Delay yang terjadi dari X ke A adalah jumlah dari
delay yang terjadi dari X ke Y dan delay yang terjadi dari Y ke
A. Kita juga dapat memisahkan langkah dari X ke B menjadi langkah dari X ke Y
dan langkah dari Y ke B. Ketika delay dari X ke Y berubah karena
beberapa sebab, akan mempengaruhi delay dari X ke A dan dari X ke B. Di
sisi lain ketika delay dari Y ke A berubah, delay dari X ke A
berubah, sementara delay dari X ke B tidak berubah. Maka kita dapat
memisahkan delay dari X ke Y dari delay dari Y ke A.
Ketika pergerakan delay dari X ke A mirip dari pergerakan delay dari
X ke B, kita dapat menganggap pergerakan delay datang dari delay
yang berasal dari X ke Y. Ketika tidak mirip, kita dapat menganggap pergerakan delay
datang dari pergerakan delay yang sebenarnya dari masing-masing Y ke A
dan dari Y ke B.
3.2. Metode Pengukuran Delay
Dengan memasang
clock server dengan antena GPS di sisi client dan clock client di sisi server,
kita mendapatkan statistik jaringan yang menggunakan server NTP ini. Server NTP
akan menemukan server NTP lainnya. Maka kita sudah membuat sebuah collector
untuk delay satu-arah. Dan kita dapat menggunakan hal tersebut untuk
menemukan delay per bagian dari jaringan dari informasi delay
pada server-server NTP.
Kita akan
mencoba mendeteksi collision menggunakan informasi delay berdasarkan NTP
server ke Y dan dari Y ke client.
3.3. Metode Estimasi
Dari ide di atas, diformalkan metode dibawah ini. Pertama, waktu ketika delay
ditemukan ditunjukkan dengan t. Waktu awal ditunjukkan dengan S, waktu
akhir dengan E. Maka S<t<E. Kita menunjukkan delay
satu-arah dengan d(t), delay satu-arah dari P ke Q sebagai d P->Q(t).
Kita mengestimasikan delay satu-arah antara P dan Q sebagai
perbedaan waktu yang tampak antara server NTP dan round-trip delay
diantara mereka. Sebagai contoh delay satu-arah yang ditunjukkan dengan d(t)
dapat didapatkan dari penjumlahan setengah dari round-trip delay dan
perbedaan waktu yang tampak dari server NTP. Karena round-trip delay
dan perbedaan dari waktu observasi adalah:
d P->Q + d Q->P, d
P->Q – d Q->P
Perhatikan delay satu-arah dari outgoing atau incoming
paket. Pada lingkungan kerja kita, delay satu-arah dibagi menjadi dua
komponen. da(t) yang berhubungan dengan waktu dan dd
yang tidak berhubungan dengan waktu. Nilai-nilai ini memenuhi :
Berdasarkan lingkungan kerja ini, diformulkan bagaimana menghitung delay
dari X ke Y menggunakan delay data dari X ke A. Kita tunjukkan delay
satu-arah dari X ke A, dan dari X ke B sebagai d X->A(t),
d X->B(t), komponen variabel waktu mereka sebagai da
X->A(t), db X->B(t)
dan komponen time-constant masing-masing sebagai dd X->A,
dd X->B . Lalu, jika perbedaan antara da
X->A(t) dan da X->B(t)
sedikit, kita tahu bahwa d X->A(t) mirip dengan d
X->B(t). Kita mengasumsikan bahwa nilai minimum dari
komponen time-constant dari d X->A(t), d X->B(t)
telah diperkirakan secara baik dari komponen time-constant dari d X->Y(t).
Selanjutnya kita mengasumsikan komponen variabel waktu d X->A(t)
dan d X->B(t) memiliki karakteristik yang mirip
ketika perbedaaan dari komponen variabel waktu bernilai kecil. Ini berarti da
X->A(t) dan da X->B(t)
memiliki nilai yang mirip dengan X->A dan X->B.
Kita mengasumsikan kemiripan nilai dapat memperkirakan dengan baik komponen
variabel waktu dari elemen X->Y. Lalu kita menggunakan rata-rata elemen
variabel waktu dari X->A dan X->B sebagai komponen variabel waktu delay
dari X -> Y. Ketika perbedaan antara da X->A(t)
dan da X->B(t) kecil, kita dapat
menunjukkan persamaan berikut tentang perkiraan delay antara X dan Y
dapat kita pegang.
Dalam kasus ini, kita tahu bahwa delay dari X ke Y menggunakan data delay
dari X ke A, dan dari X ke B. Tapi jika terdapat perbedaan yang besar antara da
X->A(t) dan da X->B(t),
metode ini tidak dapat digunakan. Ketika terdapat perbedaan yang besar, kita
dapat mengestimasikan nilai dari komponen Y->A dan Y->B jauh lebih besar
dari elemen X->Y pada X->A dan X->B. Jadi, pada kasus ini, kita tidak
dapat menghitung delay dari X->Y dengan presisi. Untuk kasus ini,
kita perlu mempersiapkan C, D … daripada A, B dan untuk menghitung delay
secara presisi dari X->A, X->C atau X->B dan X->C.
Ketika terdapat perbedaan yang besar da X->A(t)
dan da X->B(t), kita mengasumsikan delay
dari Y->A dapat diperkirakan sebagai d Y->A(t)
= d X->A(t) – d X->Y(t).
Sumber : -Logika penulis
-Banyak Referensi
-http://daristkj.blogspot.com
Komponen
Jaringan Komputer
Jaringan
Komputer tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi komponen
hardware dan software, yaitu :
1. Komponen Hardware
Personal Computer (PC), Network Interface Card (NIC), Kabel dan topologi jaringan.
2. Komponen Software
Sistem Operasi Jaringan, Network Adapter Driver, Protokol Jaringan.
1. Komponen Hardware
Personal Computer (PC), Network Interface Card (NIC), Kabel dan topologi jaringan.
2. Komponen Software
Sistem Operasi Jaringan, Network Adapter Driver, Protokol Jaringan.
A.
Perangkat jaringan
1. Repeater
Berfungsi untuk menerima sinyal kemudian meneruskan kembali sinyal yang diterima dengan kekuatan yang sama. Dengan adanya repeter, sinyal dari suatu komputer dapat komputer lain yang letaknya berjauhan.
1. Repeater
Berfungsi untuk menerima sinyal kemudian meneruskan kembali sinyal yang diterima dengan kekuatan yang sama. Dengan adanya repeter, sinyal dari suatu komputer dapat komputer lain yang letaknya berjauhan.
2.
Hub
Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga hub disebut juga multiport repeter. Repeater dan hub bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunaka metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga hub disebut juga multiport repeter. Repeater dan hub bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunaka metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
3.
Bridge
Berfungsi seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja pada lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.
Berfungsi seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja pada lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.
4.
Switch
Fungsinya sama dengan bridge hanya switch terdiri dari beberapa port sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch tidak dapat meneruskan paket IP yang ditujukan komputer lain yang secara logic berbeda jaringan.
Fungsinya sama dengan bridge hanya switch terdiri dari beberapa port sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch tidak dapat meneruskan paket IP yang ditujukan komputer lain yang secara logic berbeda jaringan.
B.
Type , Jenis Kabel dan Pengkabelan
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada beberapa jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTPunshielded twisted pair dan STP shielded twisted pair), coaxial cable dan fiber optic.
1. Thin Ethernet (Thinnet)
Thin Ethernet atau Thinnet memiliki keunggulan dalam hal biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe pengkabelan lain, serta pemasangan komponennya lebih mudah. Panjang kabel thin coaxial/RG-58 antara 0.5 – 185 m dan maksimum 30 komputer terhubung.Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar.Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet. Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
• Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
• Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
• Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
• Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
• Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
• Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
• Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
• Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
• Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.2. Thick Ethernet (Thicknet)
Dengan thick Ethernet atau thicknet, jumlah komputer yang dapat dihubungkan dalam jaringan akan lebih banyak dan jarak antara komputer dapat diperbesar, tetapi biaya pengadaan pengkabelan ini lebih mahal serta pemasangannya relatif lebih sulit dibandingkan dengan Thinnet. Pada Thicknet digunakan transceiver untuk menghubungkan setiap komputer dengan sistem jaringan dan konektor yang digunakan adalah konektor tipe DIX. Panjang kabel transceiver maksimum 50 m, panjang kabel Thick Ethernet maksimum 500 m dengan maksimum 100 transceiver terhubung. Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
• Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan
terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
• Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
• Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
• Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
• Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
• Setiap segment harus diberi ground.
• Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter). Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada beberapa jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTPunshielded twisted pair dan STP shielded twisted pair), coaxial cable dan fiber optic.
1. Thin Ethernet (Thinnet)
Thin Ethernet atau Thinnet memiliki keunggulan dalam hal biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe pengkabelan lain, serta pemasangan komponennya lebih mudah. Panjang kabel thin coaxial/RG-58 antara 0.5 – 185 m dan maksimum 30 komputer terhubung.Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar.Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet. Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
• Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
• Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
• Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
• Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
• Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
• Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
• Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
• Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
• Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.2. Thick Ethernet (Thicknet)
Dengan thick Ethernet atau thicknet, jumlah komputer yang dapat dihubungkan dalam jaringan akan lebih banyak dan jarak antara komputer dapat diperbesar, tetapi biaya pengadaan pengkabelan ini lebih mahal serta pemasangannya relatif lebih sulit dibandingkan dengan Thinnet. Pada Thicknet digunakan transceiver untuk menghubungkan setiap komputer dengan sistem jaringan dan konektor yang digunakan adalah konektor tipe DIX. Panjang kabel transceiver maksimum 50 m, panjang kabel Thick Ethernet maksimum 500 m dengan maksimum 100 transceiver terhubung. Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
• Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan
terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
• Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
• Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
• Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
• Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
• Setiap segment harus diberi ground.
• Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter). Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Untuk
membangun jaringan komputer dibutuhkan komponen-komponen penunjang
yang memungkinkan komputer-komputer tersebut dapat berkomunikasi.
Komponen-komponen tersebut antara lain :
1
Perangkat Komputer
Sebuah
komputer diterjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling
bekerja sama, dapat menerima data, mengolah data, dan memberi
informasi serta terkoordinasi di bawah kontrol program yang tersimpan
di memorinya. Dalam jaringan komputer harus ada komputer beserta
perangkat-perangkat yang ada di dalamnya. Secara umum
perangkat-perangkat tersebut antara lain :
a.
input device adalah perangkat-perangkat keras yang berfungsi untuk
memasukkan data ke dalam memori komputer, misalnya keyboard, mouse,
dan lain-lain.
b.
Prosesor adalah perangkat utama komputer yang mengelola seluruh
aktifitas komputer itu sendiri.
c.
Memori adalah media penyimpanan data pada komputer. Memori terbagi
atas dua bagian yaitu Read Only Memori (ROM), yaitu memori yang hanya
dapat dibaca. ROM ini sendiri sudah mengalami perkembangan yaitu PROM
(Programable ROM), RPROM (Re-Programable ROM), EPROM (Erasable
Programable ROM), dan EEPROM (Electrically Erasable Programable ROM).
Yang kedua ialah Random Acces Memory (RAM), yaitu memori yang dapat
diakses secara random.
d.
Output device adalah perangkat komputer yang berguna untuk
menghasilkan keluaran, misalnya monitor, printer, speaker, dan
lain-lain.
2
Kartu Jaringan
Kartu
jaringan atau yang lebih dikenal dengan Network Interface Card (NIC)
merupakan komponen kunci pada terminal jaringan. Fungsi utamanya
adalah mengirim data ke jaringan dan menerima data yang dikirim ke
terminal kerja. Selain itu NIC juga mengontrol data flow antar sistem
komputer dengan sistem kabel yang terpasang dan menerima data yang
dikirim dari komputer lain lewat kabel dan menterjemahkannya ke dalam
bit yang dimengerti oleh komputer.
Meskipun
NIC diproduksi oleh beberapa manufaktur, namun semuanya dapat
digunakan untuk saling berhubungan dalam sistem jaringan yang umum
digunakan. NIC juga dapat dibeli sesuai dengan kebutuhan, jika
menggunakan kabel UTP maka diperlukan NIC dengan interface UTP,
begitu pula jika menggunakan kabel BNC maka NIC yang digunakan adalah
NIC dengan interface BNC. Tersedia juga NIC dengan interface kabel
UTP dan BNC yang dikenal dengan network card combo. Selain dua
variabel di atas sebuah NIC juga mempunyai kode tersendiri yang unik
terdiri atas 12 digit kode. Kode ini disebut dengan MAC (Media Access
Control) address.
3.
Media Transmisi
Media
transmisi merupakan suatu jalur fisik antara transmitter (pengirim)
dan receiver (penerima) dalam sistem transmisi data. Media transmisi
dapat diklasifikasikan sebagai guided (terpandu) atau unguided (tidak
terpandu). Dengan media yang terpandu, gelombang dipandu melalui
sebuah media padat seperti kabel. Atmosfir dan udara adalah contoh
dari unguided media, bentuk transmisi dalam media ini disebut sebagai
wireless transmision.
a.
Kabel
Dalam
membangun jaringan komputer, apabila sumber data dan jarak penerima
tidak terlalu jauh dan dalam area lokal, maka dapat digunakan kabel
sebagai media trasnmisinya. Tiga media yang biasa digunakan untuk
transmisi data adalah coaxial, twisted pair dan fiber optic. Yang
digunakan pada tugas akhir ini ialah twisted pair. Twisted pair dapat
digunakan untuk komunikasi analog maupun digital. Untuk komunikasi
analog, twisted pair biasa digunakan untuk komunikasi suara atau
telepon. Twisted pair sering digunakan untuk komunikasi data dalam
sebuah jaringan lokal (LAN). Data rate yang dapat ditangani oleh
twisted pair dalam komunikasi data adalah sekitar 10 Mbps, tetapi
dalam pengembangannya saat ini twisted pair telah sanggup menangani
data rate sebesar 100 Mbps. Kabel twisted pair terbagi atas dua
jenis, yaitu Unshielded Twisted pair (UTP) dan Shielded Twisted pair
(STP). Perbedaan kedua jenis kabel ini terletak pada shield atau
bungkusnya. Pada kabel STP di dalamnya terdapat satu lapisan
pelindung kabel internal sehingga melindungi data yang ditransmisikan
dari interferensi atau gangguan. Contoh penggunaan kabel UTP untuk
sehari-hari adalah kabel telepon, dimana kabel ini dapat
mentrasnmisikan data dan juga suara sehingga menjadi pilihan untuk
membangun jaringan komputer. Pada komputer digunakan RJ-45 yang dapat
menampung 8 koneksi kabel sedangkan pada telepon digunakan RJ-11,
dapat menampung 4 koneksi kabel dan ukurannya lebih kecil.
b.
Wireless Transmision
Wireless
transmision menggunakan udara sebagai media transmisi. Jaringan ini
menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau gelombang mikro
untuk melangsungkan komunikasi antar perangkat jaringan komputer.
Jaringan wireless merupakan alternatif yang baik untuk melakukan
interkoneksi selain menggunakan jaringan kabel
4.
Switch
Fungsi
dasar sebuah switch adalah menerima sinyal dari satu komputer dan
mentransmisikannya ke komputer yang lain., atau lebih sering disebut
sebagai sentral jaringan. Selain itu alat ini juga berfungsi untuk
mengontrol terjadinya gangguan fisik dalam jaringan sehingga jika
terjadi kerusakan atau gangguan pada salah satu bagian dalam jaringan
maka tidak akan mempengaruhi bagian jaringan yang lain.Sistem
pengiriman paket berupa data pada switching hub diawali dengan
pemeriksaan jaringan apakah terdapat pengiriman data dari host lain
dalam jaringan. Jika pada saat itu terdapat pengiriman paket maka
pengiriman tersebut akan ditunda. Karena jika terjadi dua host yang
mengirimkan paket pada satu jaringan, maka akan terjadi collision
(tabrakan). Selain itu switch juga mampu menentukan tujuan MAC
address dari paket. Daripada melewatkan paket ke semua port, switch
meneruskannya ke port dimana ia dialamatkan. Jadi, switch dapat
secara drastis mengurangi traffic network. Switch memelihara daftar
MAC address yang dihubungkan ke port-por yang ia gunakan untuk
menentukan kemana harus mengirimkan paketnya. Ukuran switch
ditentukan oleh jumlah port yang tersedia. Ada 4 port, 8 port, 12
port, 16 port dan seterusnya. Penggunaan jumlah port ini tergantung
pada besar kecilnya jaringan yang ingin dibangun.
5.
Sistem Operasi Jaringan
Sama
seperti perangkat komputer yang dapat beroperasi setelah ada sistem
operasi, maka sebuah jaringan pun dapat bekerja setelah ada sistem
operasi yang mengatur jaringan tersebut. Sistem operasi ini
bertanggung jawab untuk memproses request, mengatur jaringan dan
mengendalikan layanan dan device ke semua perangkat komputer yang
terdapat pada jaringan.
Enkapsulasi
adalah sebuah proses menambahkan header dan trailer atau melakukan
pemaketan pada sebuah data. Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki
identitas.
Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Dalam OSI Reference Model, proses enkapsulasi yang terjadi pada lapisan terendah umumnya disebut sebagai "framing". Beberapa jenis enkapsulasi lainnya antara lain:
A. Frame Ethernet yang melakukan enkapsulasi terhadap datagram yang dibentuk oleh Internet Protocol (IP), yang dalam datagram tersebut juga melakukan enkapsulasi terhadap paket data yang dibuat oleh protokol TCP atau UDP. Data yang dienkapsulasi oleh protokol TCP atau UDP tersebut sendiri merupakan data aktual yang ditransmisikan melalui jaringan.
B.Frame Ethernet yang dienkapsulasi ke dalam bentuk frame Asynchronous Transfer Mode (ATM) agar dapat ditransmisikan melalui backbone ATM.
Lapisan data-link dalam Model Referensi OSI merupakan lapisan yang bertanggung jawab dalam melakukan enkapsulasi atau framing data sebelum dapat ditransmisikan di atas media jaringan (kabel, radio, atau cahaya). Dalam teknologi jaringan Local Area Network , hal ini dilakukan oleh Carrier sense multiple access with collision detection untuk jaringan Ethernet; token-passing untuk jaringan Token Ring, dan lain-lain.
Dekapsulasi adalah Proses pemisahan header IP terluar pada paket yang datang, sehingga datagram yang ditumpangkan itu dapat diakses dan dapat dikirimkan ke tujuan yang sebenarnya. Dekapsulasi merupakan kebalikan dari enkapsulasi.
Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki identitas. Contoh sederhana proses enkapsulasi dalam proses pengiriman surat, jika sebuah surat akan dikirim namun tanpa adanya amplop, alamat dan perangko. Surat tersebut hendaknya memiliki identitas agar dapat sampai ke tujuan, jika tidak memiliki identitas maka surat tersebut tidak akan dapat sampai ke tujuan. Amplop dengan alamat dan perangko sama dengan enkapsulasi pada data.
Proses enkapsulasi berbeda-beda dalam tiap layernya, berikut prosesnya :
Awalnya data dibuat, ketika memulai proses pengiriman, data turun melalui Application layer (layer 7) yang bertanggung jawab dalam pertukaran informasi dari komputer ke jaringan, pada dasarnya layer ini merupakan interface antara jaringan dengan aplikasi yang digunakan user. Dapat juga disebut bahwa layer ini berfungsi untuk mendefinisikan request dari user.
Kemudian data diteruskan ke layer Presentation (layer 6), yang mana layer ini bertanggung jawab dalam menentukan apakah ia perlu untuk melakukan enkripsi terhadap request ini ataupun ke bentuk lain dari translasi data. Jika proses sudah lengkap, selanjutnya ditambahakan informasi yang diperlukan.
Lalu di forward ke Session layer (layer 5) yang mana layer ini akan memeriksa apakah aplikasi merequest suatu informasi dan memverifikasi layanan yang direquest itu pada server.
Setiap informasi yang akan dilewatkan ditambahkan header setiap turun 1 layer . Namun, pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header. Ini dikarena-kan tidak ada informasi baru yang perlu diproses.
Sampailah data di Transport layer (layer 4), memastikan bahwa ia mempunya suatu koneksi yang sudah tepat dengan server dan memulai proses dengan mengubah informasi itu ke bentuk segment. Pengecekan error dan penggabungan data yang berasal dari aplikasi yang sama dilakukan di layer transport ini serta keutuhan data di jamin pula di sini. Terbentuk L4PDU dari proses ini.
Selanjutnya segment tersebut diteruskan ke Network layer (layer 3), disini diterima segment-segment tadi dan ditambahkan alamat network untuk station yang me-request dan alamat network untuk server yang direquest. Segment-segment tersebut akan diubah menjadi packet-packet, Kemudian layer Network membuat header Network, dimana didalamnya terdapat juga alamat layer Network, dan ditempatkan L4PDU dibaliknya, dan terbentuklah L3PDU.
Kemudian packet-packet tadi dilewatkan ke layer Data Link (layer 2) dan paket-paket tadi diatur dan kemudian akan dibungkus lagi ke dalam individual frame, salah satu contoh dalam proses ini adalah memberikan alamat MAC tujuan dan MAC address sumber yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk membuat trailer. Dikarenakan suatu paket dapat dikirimkan melalui banyak sekali perangkat dan router, disinilah peran MAC Address dalam mengirimkan paket antara satu router dan router lainnya. Kemudian akan ditransmisikan ke media. Seluruh informasi yanng ditambahkan oleh tiap layer sebelumnya (sebagai suatu actual file request) harus cocok ke dalam ukuran 46-1500 byte data field pada frame ethernet. Data link layer bertanggung jawab untuk mengirimkan frame menurut topologi yang digunakan. Terbentuklah L2PDU pada proses ini.
Terakhir, sampailah data di layer Physical (layer 1), informasi akan dibawa dari source menuju destination. Karena Physical layer tidak mengenal frame, ia akan melewatkan informasi itu ke bentuk bits. Tidak terjadi penambahan header pada layer ini. Layer Physical ini berhubungan dengan perangkat keras. Akhirnya bit-bit tersebut nantinya akan disinkronisasi dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang berupa tinggi rendahnya tegangan dan selanjutnya ditransmisikan melalui media. Misalnya dari kabel ke tujuan, hal ini sesuai dengan karakteristik lapisan Physical layer yang menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit berpindah melalui medium fisik.
Pada tiap layer terdapat LxPDU (Layer N Protocol Data Unit), dimana merupakan bentuk dari byte pada header-trailer pada data. PDU merupakan proses-proses pada setiap layer dari model OSI. Pada tiap-tiap layer juga terbentuk bentukan baru, pada layer 2 PDU termasuk header dan trailer disebut bentukan frame. Pada layer 3 disebut paket (packet). Sedangkan pada layer 4 disebut segmen (segment).
Setelah dilakukan proses enkapsulasi, lalu dikirimkan ke server dan server akan melakukan proses tadi secara terbalik, yaitu dari Physical layer ke Application layer, proses ini disebut dekapsulasi. Jika pada enkapsulasi dilakukan pembungkusan, maka pada dekapsulasi akan melakukan pembukaan dari bungkus-bungkus tadi melalui layer-layer nya.
Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Dalam OSI Reference Model, proses enkapsulasi yang terjadi pada lapisan terendah umumnya disebut sebagai "framing". Beberapa jenis enkapsulasi lainnya antara lain:
A. Frame Ethernet yang melakukan enkapsulasi terhadap datagram yang dibentuk oleh Internet Protocol (IP), yang dalam datagram tersebut juga melakukan enkapsulasi terhadap paket data yang dibuat oleh protokol TCP atau UDP. Data yang dienkapsulasi oleh protokol TCP atau UDP tersebut sendiri merupakan data aktual yang ditransmisikan melalui jaringan.
B.Frame Ethernet yang dienkapsulasi ke dalam bentuk frame Asynchronous Transfer Mode (ATM) agar dapat ditransmisikan melalui backbone ATM.
Lapisan data-link dalam Model Referensi OSI merupakan lapisan yang bertanggung jawab dalam melakukan enkapsulasi atau framing data sebelum dapat ditransmisikan di atas media jaringan (kabel, radio, atau cahaya). Dalam teknologi jaringan Local Area Network , hal ini dilakukan oleh Carrier sense multiple access with collision detection untuk jaringan Ethernet; token-passing untuk jaringan Token Ring, dan lain-lain.
Dekapsulasi adalah Proses pemisahan header IP terluar pada paket yang datang, sehingga datagram yang ditumpangkan itu dapat diakses dan dapat dikirimkan ke tujuan yang sebenarnya. Dekapsulasi merupakan kebalikan dari enkapsulasi.
Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki identitas. Contoh sederhana proses enkapsulasi dalam proses pengiriman surat, jika sebuah surat akan dikirim namun tanpa adanya amplop, alamat dan perangko. Surat tersebut hendaknya memiliki identitas agar dapat sampai ke tujuan, jika tidak memiliki identitas maka surat tersebut tidak akan dapat sampai ke tujuan. Amplop dengan alamat dan perangko sama dengan enkapsulasi pada data.
Proses enkapsulasi berbeda-beda dalam tiap layernya, berikut prosesnya :
Awalnya data dibuat, ketika memulai proses pengiriman, data turun melalui Application layer (layer 7) yang bertanggung jawab dalam pertukaran informasi dari komputer ke jaringan, pada dasarnya layer ini merupakan interface antara jaringan dengan aplikasi yang digunakan user. Dapat juga disebut bahwa layer ini berfungsi untuk mendefinisikan request dari user.
Kemudian data diteruskan ke layer Presentation (layer 6), yang mana layer ini bertanggung jawab dalam menentukan apakah ia perlu untuk melakukan enkripsi terhadap request ini ataupun ke bentuk lain dari translasi data. Jika proses sudah lengkap, selanjutnya ditambahakan informasi yang diperlukan.
Lalu di forward ke Session layer (layer 5) yang mana layer ini akan memeriksa apakah aplikasi merequest suatu informasi dan memverifikasi layanan yang direquest itu pada server.
Setiap informasi yang akan dilewatkan ditambahkan header setiap turun 1 layer . Namun, pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header. Ini dikarena-kan tidak ada informasi baru yang perlu diproses.
Sampailah data di Transport layer (layer 4), memastikan bahwa ia mempunya suatu koneksi yang sudah tepat dengan server dan memulai proses dengan mengubah informasi itu ke bentuk segment. Pengecekan error dan penggabungan data yang berasal dari aplikasi yang sama dilakukan di layer transport ini serta keutuhan data di jamin pula di sini. Terbentuk L4PDU dari proses ini.
Selanjutnya segment tersebut diteruskan ke Network layer (layer 3), disini diterima segment-segment tadi dan ditambahkan alamat network untuk station yang me-request dan alamat network untuk server yang direquest. Segment-segment tersebut akan diubah menjadi packet-packet, Kemudian layer Network membuat header Network, dimana didalamnya terdapat juga alamat layer Network, dan ditempatkan L4PDU dibaliknya, dan terbentuklah L3PDU.
Kemudian packet-packet tadi dilewatkan ke layer Data Link (layer 2) dan paket-paket tadi diatur dan kemudian akan dibungkus lagi ke dalam individual frame, salah satu contoh dalam proses ini adalah memberikan alamat MAC tujuan dan MAC address sumber yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk membuat trailer. Dikarenakan suatu paket dapat dikirimkan melalui banyak sekali perangkat dan router, disinilah peran MAC Address dalam mengirimkan paket antara satu router dan router lainnya. Kemudian akan ditransmisikan ke media. Seluruh informasi yanng ditambahkan oleh tiap layer sebelumnya (sebagai suatu actual file request) harus cocok ke dalam ukuran 46-1500 byte data field pada frame ethernet. Data link layer bertanggung jawab untuk mengirimkan frame menurut topologi yang digunakan. Terbentuklah L2PDU pada proses ini.
Terakhir, sampailah data di layer Physical (layer 1), informasi akan dibawa dari source menuju destination. Karena Physical layer tidak mengenal frame, ia akan melewatkan informasi itu ke bentuk bits. Tidak terjadi penambahan header pada layer ini. Layer Physical ini berhubungan dengan perangkat keras. Akhirnya bit-bit tersebut nantinya akan disinkronisasi dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang berupa tinggi rendahnya tegangan dan selanjutnya ditransmisikan melalui media. Misalnya dari kabel ke tujuan, hal ini sesuai dengan karakteristik lapisan Physical layer yang menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit berpindah melalui medium fisik.
Pada tiap layer terdapat LxPDU (Layer N Protocol Data Unit), dimana merupakan bentuk dari byte pada header-trailer pada data. PDU merupakan proses-proses pada setiap layer dari model OSI. Pada tiap-tiap layer juga terbentuk bentukan baru, pada layer 2 PDU termasuk header dan trailer disebut bentukan frame. Pada layer 3 disebut paket (packet). Sedangkan pada layer 4 disebut segmen (segment).
Setelah dilakukan proses enkapsulasi, lalu dikirimkan ke server dan server akan melakukan proses tadi secara terbalik, yaitu dari Physical layer ke Application layer, proses ini disebut dekapsulasi. Jika pada enkapsulasi dilakukan pembungkusan, maka pada dekapsulasi akan melakukan pembukaan dari bungkus-bungkus tadi melalui layer-layer nya.
